Thursday, March 29, 2012
tes
Monday, March 26, 2012

Menjauhlah dari Iri & Dengki,..niscaya Tuhan memudahkan jalanmu...

by Mami Mu on Thursday, December 15, 2011 at 1:30pm ·
Sesungguhnya,Iri dan Dengki membuat langkah kita jadi berat,secara tidak sadar kita menghambat jalan kita sendiri...
Semakin kita mendengki seseorang,semakin kita tertinggal jauh olehnya..karena kita akan terlalu sibuk mencari jalan dan berpikir untuk menjatuhkannya sehingga mengabaikan jalan kita sendiri..
Hilangkanlah iri & dengki dari hati kita,berbahagialah ketika orang lain berbahagia,lebih beruntung,lebih cantik,lebih tampan,lebih kaya,lebih pintar,etc...bilamana kita berhasil menjauhi iri & dengki ,.niscaya kita akan melesat lebih cepat dari kilat...

Sebagian manusia tidak mampu mengelakkan dirinya dari sifat iri dan dengki. Dengki kepada tetangga yang punya mobil mewah, dengki kepada saudara yang anaknya sarjana dan dengki kepada seorang ustadz yang memiliki murid yang pintar dan lain sebagainya.
Dan sungguh tidak bisa dibayangkan, ketika abad globalisasi dan keterbukaan yang telah mulai membuka pintunya akan semakin memberikan peluang untuk membuka ‘kran hati’ untuk saling mendengki. Karena ukuran globalisasi identik dengan materi. Orang pun semakin tak bisa mengendalikan hati.
Rasa dengki dan iri baru tumbuh manakala orang lain menerima nikmat. Biasanya jika seseorang mendapatkan nikmat, maka akan ada dua sikap pada manusia. Pertama, ia benci terhadap nikmat yang diterima kawannya dan senang bila nikmat itu hilang daripadanya. Sikap inilah yang disebut hasud, dengki dan iri hati. Kedua, ia tidak menginginkan nikmat itu hilang dari kawannya, tapi ia berusaha keras bagaimana mendapatkan nikmat semacam itu. Sikap kedua ini dinamakan ghibthah (keinginan). Yang pertama itulah yang dilarang sedang yang kedua diperbolehkan.
Beberapa Kisah Al Qur’an tentang Orang-orang yang Dengki
Dalam bahasa sarkasme, orang pendengki adalah orang yang senang melihat orang lain dilanda bencana, dan itu disebut syamatah. Syamatah dengan hasad selalu berkait dan berkelindan. Dari sini kita tahu, betapa jahat seorang pendengki, ia tidak rela melihat orang lain bahagia, sebaliknya ia bersuka cita melihat orang lain bergelimang lara. Allah Ta’ala menggambarkan sikap dengki ini dalam firmanNya, yang artinya: “Bila kamu memperoleh kebaikan, maka hal itu menyedihkan mereka, dan kalau kamu ditimpa kesusahan maka mereka girang karenanya.” (QS. Ali Imran: 120)
Dengki juga merupakan sikap orang-orang ahli Kitab. Allah Ta’ala berfirman, yang artinya: “Kebanyakan orang-orang ahli Kitab menginginkan supaya mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, disebabkan karena kedengkian (hasad) yang ada dalam jiwa mereka.” (QS. Al Baqarah: 109)
Kedengkian saudara-saudara Yusuf kepada dirinya mengakibatkan sebagian dari mereka ingin menghabisi nyawa saudaranya sendiri, Yusuf ‘Alaihis Salam. Allah Ta’ala mengisahkan dalam firmanNya, yang artinya: “(Yaitu) ketika mereka berkata: Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah ia ke suatu daerah (yang tak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik.” (QS. Yusuf: 8 – 9)
Terhadap orang-orang pendengki tersebut Allah Ta’ala dengan keras mencela: “Apakah mereka dengki kepada manusia lantaran karunia yang Allah berikan kepadanya?” (QS. An Nisaa’: 54)
Sebab-sebab Dengki
Rasa dengki pada dasarnya tidak timbul kecuali karena kecintaan kepada dunia. Dan dengki biasanya banyak terjadi di antara orang-orang terdekat; antar keluarga, antarteman sejawat, antar tetangga dan orang-orang yang berde-katan lainnya. Sebab rasa dengki itu timbul karena saling berebut pada satu tujuan. Dan itu tak akan terjadi pada orang-orang yang saling berjauhan, karena pada keduanya tidak ada ikatan sama sekali.
Adapun orang yang mencintai akhirat, yang mencintai untuk mengetahui Allah, malaikat-malaikat, nabi-nabi dan kerajaanNya di langit maupun di bumi maka mereka tidak akan dengki kepada orang yang mengetahui hal yang sama. Bahkan sebaliknya, mereka malah mencintai bahkan bergembira terhadap orang-orang yang mengetahuiNya. Karena maksud mereka adalah mengetahui Allah dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisiNya. Dan karena itu, tidak ada kedengkian di antara mereka.
Kecintaan kepada dunia yang mengakibatkan dengki antarsesama disebabkan oleh banyak hal. Di antaranya karena permusuhan. Ini adalah penyebab kedengkian yang paling parah. Ia tidak suka orang lain menerima nikmat, karena dia adalah musuhnya. Diusahakanlah agar jangan ada kebajikan pada orang tersebut. Bila musuhnya itu mendapat nikmat, hatinya menjadi sakit karena bertentangan dengan tujuannya. Permusuhan itu tidak saja terjadi antara orang yang sama kedudukannya, tetapi juga bisa terjadi antara atasan dan bawahannya. Sehingga sang bawahan misalnya, selalu berusaha menggoyang kekuasaan atasannya.
Sebab kedua adalah ta’azzuz (merasa paling mulia). Ia keberatan bila ada orang lain melebihi dirinya. Ia takut apabila koleganya mendapatkan kekuasaan, pengetahuan atau harta yang bisa mengungguli dirinya.
Sebab ketiga, takabbur atau sombong. Ia memandang remeh orang lain dan karena itu ia ingin agar dipatuhi dan diikuti perintahnya. Ia takut apabila orang lain memperoleh nikmat, berbalik dan tidak mau tunduk kepadanya. Termasuk dalam sebab ini adalah kedengkian orang-orang kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang seorang anak yatim tapi kemudian dipilih Allah untuk menerima wahyuNya. Kedengkian mereka itu dilukiskan Allah Ta’ala dalam firmanNya, yang artinya: “Dan mereka berkata: Mengapa Al Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Thaif) ini?” (QS. Az Zukhruf: 31) Maksudnya, orang-orang kafir Quraisy itu tidak keberatan mengikuti Muhammad, andai saja beliau itu keturunan orang besar, tidak dari anak yatim atau orang biasa.
Sebab keempat, merasa ta’ajub dan heran terhadap kehebatan dirinya. Hal ini sebagaimana yang biasa terjadi pada umat-umat terdahulu saat menerima dakwah dari rasul Allah. Mereka heran manusia yang sama dengan dirinya, bahkan yang lebih rendah kedudukan sosialnya, lalu menyandang pangkat kerasulan, karena itu mereka mendengki-nya dan berusaha menghilangkan pangkat kenabian tersebut sehingga mereka berkata: “Adakah Allah mengutus manusia sebagai rasul?” (QS. Al-Mu’minun: 34). Allah Ta’ala menjawab keheranan mereka dengan firmanNya, yang artinya: “Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu ?” (QS. Al A’raaf: 63)
Sebab kelima, takut mendapat saingan. Bila seseorang menginginkan atau mencintai sesuatu maka ia khawatir kalau mendapat saingan dari orang lain, sehingga tidak terkabullah apa yang ia inginkan. Karena itu setiap kelebihan yang ada pada orang lain selalu ia tutup-tutupi. Bila tidak, dan persaingan terjadi secara sportif, ia takut kalau dirinya tersaingi dan kalah. Dalam hal ini bisa kita misalkan dengan apa yang terjadi antardua wanita yang memperebutkan seorang calon suami, atau sebaliknya. Atau sesama murid di hadapan gurunya, seorang alim dengan alim lainnya untuk mendapatkan pengikut yang lebih banyak dari lainnya, dan sebagainya.
Sebab keenam, ambisi memimpin (hubbur riyasah). Hubbur riyasah dengan hubbul jah (senang pangkat/kedudukan) adalah saling berkaitan. Ia tidak menoleh kepada kelemahan dirinya, seakan-akan dirinya tak ada tolok bandingnya. Jika ada orang di pojok dunia ingin menandingi-nya, tentu itu menyakitkan hatinya, ia akan mendengkinya dan menginginkan lebih baik orang itu mati saja, atau paling tidak hilang pengaruhnya.
Sebab ketujuh, kikir dalam hal kebaikan terhadap sesama hamba Allah. Ia gembira jika disampaikan khabar pada-nya bahwa si fulan tidak berhasil dalam usahanya. Sebaliknya ia merasa sedih jika diberitakan, si fulan berhasil mencapai kesuksesan yang dicarinya. Orang sema-cam ini senang bila orang lain terbelakang dari dirinya, seakan-akan orang lain itu mengambil dari milik dan simpanannya. Ia ingin meskipun nikmat itu tidak jatuh padanya, agar ia tidak jatuh pada orang lain. Ia tidak saja kikir dengan hartanya sendiri, tetapi kikir dengan harta orang lain. Ia tidak rela Allah memberi nikmat kepada orang lain. Dan inilah sebab kedengkian yang banyak terjadi.
Terapi Mengobati Dengki
Hasad atau dengki adalah penyakit hati yang paling berbahaya. Dan hati tidak bisa diobati kecuali dengan ilmu dan amal. Ilmu tentang dengki yaitu hendaknya kita ketahui bahwa hasad itu sangat membahayakan kita, baik dalam hal agama maupun dunia. Dan bahwa kedengkian itu setitikpun tidak membahayakan orang yang didengki, baik dalam hal agama atau dunia, bahkan ia malah memetik manfaat darinya. Dan nikmat itu tidak akan hilang dari orang yang kita dengki hanya karena kedengkian kita. Bahkan seandainya ada orang yang tidak beriman kepada hari Kebangkitan, tentu lebih baik baginya meninggalkan sifat dengki daripada harus menanggung sakit hati yang berkepan-jangan dengan tiada manfaat sama sekali, apatah lagi jika kemudian siksa akhirat yang sangat pedih menanti?
Bahkan kemenangan itu ada pada orang yang didengki, baik untuk agama maupun dunia. Dalam hal agama, orang itu teraniaya oleh Anda, apalagi jika kedengkian itu tercermin dalam kata-kata, umpatan, penyebaran rahasia, kejelekan dan lain sebagainya. Dan balasan itu akan dijumpai di akhirat. Adapun kemenang-annya di dunia adalah musuhmu bergembira karena kesedihan dan kedengkianmu itu.
Adapun amal yang bermanfaat yaitu hendaknya kita melakukan apa yang merupakan lawan dari kedengkian. Misalnya, jika dalam jiwa kita ada iri hati kepada seseorang, hendaknya kita berusaha untuk memuji perbuatan baiknya, jika jiwa ingin sombong, hendaknya kita melawannya dengan rendah hati, jika dalam hati kita terbetik keinginan menahan nikmat pada orang lain maka hendaknya kita berdo’a agar nikmat itu ditambahkan. Dan hendaknya kita teladani perilaku orang-orang salaf yang bila mendengar ada orang iri padanya, maka mereka segera memberi hadiah kepada orang tersebut.

Menanam Pohon, Amal Shaleh dengan Pahala yang Terus Mengalir

by Mami Mu on Wednesday, December 14, 2011 at 1:31pm ·
Sebagian orang menyangka bahwa program penghijauan bukanlah suatu amalan yang mendapatkan pahala di sisi Allah, sehingga ada diantara mereka yang bermalas-malasan dalam mendukung program tersebut. Demi menepis persangkaan yang salah ini, kali ini kami akan mengulas PENTINGNYA PENGHIJAUAN menurut tuntunan Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- beserta dalil-dalilnya.

Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya, kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah (yang mengalir pahalanya), ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendo’akan kebaikan baginya”. [HR. Muslim]
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya”. [HR. Al-Bukhoriy ]
Perhatikan, satu diantara perkara yang tak akan terputus amalannya bagi seorang manusia, walaupun ia telah meninggal dunia adalah SEDEKAH JARIYAH, sedekah yang terus mengalir pahalanya bagi seseorang. Para ahli ilmu menyatakan bahwa sedekah jariyah memiliki banyak macam dan jalannya, seperti membuat sumur umum, membangun masjid, membuat jalan atau jembatan, menanam tumbuhan baik berupa pohon, biji-bijian atau tanaman pangan, dan lainnya. Jadi, menghijaukan lingkungan dengan tanaman yang kita tanam merupakan sedekah dan amal jariyah bagi kita –walau telah meninggal- selama tanaman itu tumbuh atau berketurunan.
Seorang muslim yang menanam tanaman tak akan pernah rugi di sisi Allah -Azza wa Jalla-, sebab tanaman tersebut akan dirasakan manfaatnya oleh manusia dan hewan, bahkan bumi yang kita tempati. Tanaman yang pernah kita tanam lalu diambil oleh siapa saja, baik dengan jalan yang halal, maupun jalan haram, maka kita sebagai penanam tetap mendapatkan pahala, sebab tanaman yang diambil tersebut berubah menjadi sedekah bagi kita.

Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya” . [HR. Muslim ]
Al-Imam Abu Zakariyya Yahya Ibn Syarof An-Nawawiy -rahimahullah- berkata menjelaskan faedah-faedah dari hadits yang mulia ini, “Di dalam hadits-hadits ini terdapat keutamaan menanam pohon dan tanaman, bahwa pahala pelakunya akan terus berjalan (mengalir) selama pohon dan tanaman itu ada, serta sesuatu (bibit) yang lahir darinya sampai hari kiamat masih ada. Para ulama silang pendapat tentang pekerjaan yang paling baik dan paling afdhol. Ada yang berpendapat bahwa yang terbaik adalah perniagaan. Ada yang menyatakan bahwa yang terbaik adalah kerajinan tangan. Ada juga yang menyatakan bahwa yang terbaik adalah bercocok tanam. Inilah pendapat yang benar. Aku telah memaparkan penjelasannya di akhir bab Al-Ath’imah dari kitab Syarh Al-Muhadzdzab. Di dalam hadits-hadits ini terdapat keterangan bahwa pahala dan ganjaran di akhirat hanyalah khusus bagi kaum muslimin, dan bahwa seorang manusia akan diberi pahala atas sesuatu yang dicuri dari hartanya, atau dirusak oleh hewan, atau burung atau sejenisnya”.
Pahala sedekah yang dijanjikan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam hadits-hadits ini akan diraih oleh orang yang menanam, walapun ia tidak meniatkan tanamannya yang diambil atau dirusak orang dan hewan sebagai sedekah.Al-Hafizh Abdur Rahman Ibnu Rajab Al-Baghdadiy -rahimahullah- berkata, “Lahiriah hadits-hadits ini seluruhnya menunjukkan bahwa perkara-perkara ini merupakan sedekah yang akan diberi ganjaran pahala bagi orang yang menanamnya, tanpa perlu maksud dan niat”.
Penghijauan alias REBOISASI merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa menjadi naungan bagi manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa dimakan, batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa mencegah terjadinya erosi dan banjir, daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung dari gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara, dan masih banyak lagi manfaat tanaman dan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di lembaran sempit ini.

Jika demikian banyak manfaat dari REBOISASI alias penghijuan, maka tak heran jika agama kita memerintahkan umatnya untuk memanfaatkan tanah dan menanaminya sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam hadits-hadits lainnya, seperti beliau pernah bersabda, |
“Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang diantara kalian terdapat bibit pohon korma; jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah”. [HR. Ahmad ]
Ahli Hadits Abad ini, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy -rahimahullah- berkata saat memetik faedah dari hadits-hadits di atas, “Tak ada sesuatu (yakni, dalil) yang paling kuat menunjukkan anjuran bercocok tanam sebagaimana dalam hadits-hadits yang mulia ini, terlebih lagi hadits yang terakhir diantaranya, karena di dalamnya terdapat targhib (dorongan) besar untuk menggunakan kesempatan terakhir dari kehidupan seseorang dalam rangka menanam sesuatu yang dimanfaatkan oleh manusia setelah ia (si penanam) meninggal dunia. Maka pahalanya terus mengalir, dan dituliskan sebagai pahala baginya sampai hari kiamat”.
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- tidak mungkin memerintahkan suatu perkara kepada umatnya dalam kondisi yang genting dan sempit seperti itu, kecuali karena perkara itu amat penting, dan besar manfaatnya bagi seorang manusia. Semua ini menunjukkan tentang keutamaan “Go Green”  –semoga Allah memberikan balasan kebaikan bagi mereka-.

Saking besarnya manfaat dari penghijauan lingkungan , tanah yang dahulu kering kerontang bisa berubah menjadi tanah subur. Sungai yang dahulu gersang, dengan reboisasi bisa berubah menjadi berair.
Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam- pernah bersabda dalam sebuah yang shohih,
“Tak akan tegak hari kiamat sampai tanah Arab menjadi tanah subur, dan sungai-sungai”. [HR. Ahmad]
Ketika para sahabat mendengarkan hadits-hadits ini, maka mereka berlomba-lomba dan saling mendorong untuk melakukan program penghijauan ini, karena ingin mendapatkan keutamaan dari Allah -Azza wa Jalla- di dunia dan di akhirat berupa ganjaran pahala.
Para pembaca yang budiman, jika kita mau membuka sebagian kitab-kitab hadits yang berisi keterangan dan petunjuk jalan hidup para salaf (pendahulu) kita dari kalangan sahabat dan generasi setelahnya, maka kita akan mendapatkan manusia-manusia yang memiliki semangat dalam menggalakkan perintah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam perkara ini.

Seorang tabi’in yang bernama Umaroh bin Khuzaimah bin Tsabit Al-Anshoriy Al-Madaniy -rahimahullah- berkata,
“Aku pernah mendengarkan Umar bin Khoththob berkata kepada bapakku, “Apa yang menghalangi dirimu untuk menanami tanahmu?” Bapakku berkata kepada beliau, “Aku adalah orang yang sudah tua, akan mati besok”. Umar berkata kepadanya, “Aku mengharuskan engkau (menanamnya). Engkau harus menanamnya!” Sungguh aku melihat Umar bin Khoththob menanamnya dengan tangannya bersama bapakku”. [HR. Ibnu Jarir Ath-Thobariy ]

Al-Imam Al-Bukhoriy -rahimahullah- meriwayatkan sebuah atsar dari Nafi’ bin Ashim bahwa,
“Dia pernah mendengar Abdullah bin Amer -radhiyallahu anhu- berkata kepada keponakannya yang telah keluar dari kebunnya, “Apakah para pekerjamu sedang bekerja?” Keponakannya berkata, “Aku tak tahu”. Beliau berkata, “Ingatlah, andaikan engkau adalah orang Tsaqif, maka engkau akan tahu tentang sesuatu yang dikerjakan oleh para pekerjamu”. Kemudian beliau menoleh kepada kami seraya beliau berkata, “Sesungguhnya seseorang bila bekerja bersama para pekerjanya di kampungnya atau hartanya, maka ia adalah pekerja diantara pekerja-pekerja Allah -Azza wa Jalla-”. [HR. Al-Bukhoriy ]

Amer bin Dinar -rahimahullah- berkata,
“Amer bin Al-Ash pernah masuk ke dalam suatu kebun miliknya di Tho’if yang dinamai dengan “Al-Wahthu”. Di dalamnya terdapat satu juta batang kayu. Beliau telah membeli setiap kayu dengan harga satu dirham. Maksudnya, beliau menegakkan dengannya batang-batang anggur”. [HR. Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyqo (46/182)] Para pembaca yang budiman, perhatikanlah sahabat Amer bin Al-Ash telah berani berkorban demi memelihara tanaman-tanaman yang terdapat dalam kebunnya. Semua ini menunjukkan kepada kita tentang semangat para sahabat Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dalam melaksanakan perintah dan anjuran beliau dalam menghijaukan lingkungan. Maka contohlah mereka dalam perkara ini, niscaya kalian mendapatkan keutamaan sebagaimana yang mereka dapatkan.
Wednesday, March 21, 2012

Tulisan untuk menyadarkan dan menasehati mami sendiri,..hehe...

Hidup ini mengalir saja seperti sifat air. Apa adanya. Keikhlasan dalam bekerja, berbuat dan menjalankan setiap amanah yang diberikan. Bekerja adalah ibadah. Bila kita ikhlas dalam melaksanakan pekerjaan, maka Tuhan akan menjaga rezeki kita. Ikhlas akan memberikan kekuatan yang sangat besar.
“mami sangat yakin bahwa jika kita ikhlas, Tuhan akan menjaga rezeki mami. Semakin kita ikhlas, semakin besar kekuatan yang datang pada mami. Kalau kita meyakininya, Insya Allah, hidup kita akan dijaga-Nya,” Hanya saja, (ini yang suuuusaaahhh dijalani....hehehe)..keikhlasan itu bisa dicapai bila kita tidak mempunyai pamrih. Sekali melaksanakan tugas dengan motivasi pamrih maka itu artinya tidak ikhlas menerima amanah yang diberikan. Sebab, mengedepankan pamrih sama artinya menghitung untung-rugi. Work hard is not enough, work smart is much better. Begitu statemen yang sering dilontarkan untuk memotivasi orang meningkatkan produktifitas. Mami menambahkan satu unsur lagi yaitu “bekerja ikhlas“, untuk melengkapi bekerja keras dan bekerja cerdas.
Bekerja ikhlas kadang-kadang memang tidak menjamin menaikkan input/output. Tapi sebagai proses, bekerja ikhlas memberikan nilai tersendiri. Dengan bekerja secara ikhlas, maka ada nilai satisfaction tertentu yang diperoleh, yang tidak hanya sekedar input/output. Ketika pekerjaan selesai, disertai dengan rasa ikhlas dalam melakukannya, maka ada kepuasan yang tidak serta merta berkaitan langsung dengan output yang diperoleh.
Bekerja tidak ikhlas, bisa menjadikan orang bermuka cemberut menyelesaikan tugas,..marah marah atau bahkan menjadikan orang lain sebagai saingan bukan partner untuk menyelesaikan pekerjaan.. Pekerjaan memang selesai, output ada, dan target bisa diperoleh. Tapi keberhasilan yang diperoleh bila bekerja tidak ikhlas, bisa membawa rasa jengkel dan capek.
Orang yang menyelesaikan pekerjaan dengan rasa ikhlas, mempunyai aura tubuh yang menggembirakan. Senyum yang cerah ceria dan riang menyertai orang yang bekerja ikhlas. Sebaliknya orang yang bekerja tidak ikhlas, akan terlihat kusut,masam dan akan tetap merasa tertekan, serta tidak puas, meski target dan input/output kegiatannya terpenuhi.
Untuk bekerja secara ikhlas, memerlukan suasana kebatinan yang legowo. Seseorang yang kebatinan legowo bisa menerima keberhasilan dan ketidak berhasilan. Selalu siap menerima kenyataan bahwa input/output kerjanya lebih banyak dinikmati orang lain daripada untuk diri sendiri. Meski sudah kerja keras, dan kerja keras, outputnya ternyata adalah untuk pihak lain....(saat ini mami dalam kondisi yang tidak ikhlas,banyak jengkel dan ngeluh....maaaaf....mami coba perbaiki yaaa...)
Di era kompetisi kerja yang sangat keras dan ketat, bekerja ikhlas, menjadi suatu tantangan yang berat. Tidak mudah untuk menerima kenyataan dimana seorang yang berhasil “menang”, kompetisi dalam bekerja, ternyata outputnya lebih banyak untuk orang lain. Dengan bekerja ikhlas, tantangan yang berat itu menjadi suatu “kenikmatan” yang sulit diukur dengan kata-kata.
"Tidak ada manusia di dunia ini yang SUKSES berkarya, kecuali orang-orang yang selalu bekerja keras, bekeja cerdas, bekerja ikhlas, dan bekerja tuntas. Bilamana itu dilakukan, maka Hidup akan Sejahtera, serta jangan lupa untuk selalu berdoa kepada Yang Maha Kuasa. 99% yang kita lakukan adalah Doa dan Ikhtiar, dan 1% saja adalah Takdir."
Mamipun masih belum bisa mewujudkannya dengan baik, masih jauh dari sempurna bahkan akhir akhir ini mami ngomel ngomel tentang ketidakadilan yang mami alami,..padahal itu artinya mami sedang tidak ikhlas...hehehe...maluuuu...). Mami masih harus berusaha keras untuk slalu ikhlas dan bersyukur,..semua itu sangat mempengaruhi pandangan mami pada semua hal dan membuat mami untuk tetap becermin diri. Merefleksi kembali apa yang telah mami lakukan untuk diri mami,keluarga, orang lain, pekerjaan, dan yang terutama untuk Sang Khalik.
Dulu, ketika pertama kali bekerja, sangat sulit untuk belajar menyukai pekerjaan..Dulu sering kali mami tenggelam dalam berbagai situasi yang labil. Mami pun bisa mendadak sangat semangat bekerja, tapi tiba-tiba bisa kehilangan minat untuk bekerja dan kadang kesal terhadap patner / teman sepekerjaan mami yang ongkang ongkang kaki padahal mami kepayahan untuk menyelesaikan tugas mami. Sekarang posisinya terbalik,..mami sebel kalau melihat oranglain sibuk sementara mami melamun duduk berjam jam sambil main FB...Hehehe...
mana yang betul..? dua duanya salah?..auu tuuh.hehehe...
Mengapa? Tidak perlu mencari pembenaran untuk pertanyaan ini. mami akan mencoba merefleksikan apa yang terjadi. Mami berpikir, kenapa mami seperti itu,..? Ternyata itu semua karena:
1 Mami harus belajar untuk sepenuhnya mencintai pekerjaan,"Hanya pekerjaan",..bukan mencintai diri mami yang sedang melakukan pekerjaan,.bukan mencintai diri mami sendiri...jadi apapun yang terjadi mami harus melakukan pekerjaan mami dengan ikhlas...walaupun pekerjaan itu cuma duduk manis didepan komputer...hehehe.
2. Mami harus memberi hati yang tulus dan menghargai semua orang,...(hati=cinta=kasih sayang=ketulusan, BUKAN CINTA NAFSU....) yaitu cinta pada teman, partner, atasan, dan orang-orang di lingkungan di perusahaan dimana mami bekerja dan berinteraksi, tanpa mementingkan mana orang yang menyukai mami dan yang tidak menyukai mami.
3. Mami harus belajar untuk bekerja cerdas. Dulu, mungkin bisa dihitung kapan mami bisa bekerja cerdas dan ikhlas. Jika mami sudah bekerja cerdas dan ikhlas mungkin mami tidak akan mengeluh ketika mendapatkan "keluangan waktu" dalam bekerja alias jobless, alias nothing to do,alias cicing wae cindeten ngajentul...wkwkwkw...
4. Mami harus lebih mengutamakan "memberi" bukan "menerima". Apa yang sudah mami berikan dan lakukan untuk pekerjaan,teman,relasi dan orang orang disekeliling mami. Kontribusi apa yang sudah mami berikan untuk Perusahaan,dll..karena semakin banyak memberi semakin banyak kita diberikan kemudahan dari Yang Maha Kuasa.
5. Dan yang paling penting dari semuanya adalah Doa dan Ikhtiar.(walau ibadahnya belang betong alias bolong bolong...hiks)
Sekarangpun setelah 27 tahun mami bekerja (diberbagai perusahaan) mami masih tetap belajar untuk Bekerja Ikhlas dan Cerdas, tapi masih saja ada kekurangan dalam menjalankannya. Masih ada keegoisan dalam diri mami sebagai seorang individu. Selain itu, dalam diri mami mungkin masih kurang bersabar dalam menghadapi siapapun dilingkungan pekerjaan yang tidak menyukai mami, masih kurang ketekunan dalam menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas, dan yang terpenting mami masih sangat kurang berdoa pada Allah. ya...ini hanya sekedar refleksi yang mudah-mudahan kemudian dapat mami wujudkan dalam kehidupan nyata sehingga mami tidak akan pernah lelah untuk menjadi orang yang lebih baik. Bukan lebih baik dari orang lain dan mengharapkan pujian, tapi untuk lebih baik dari diri mami sendiri sehingga hati mami akan merasa jauh lebih nyaman, tenang, tentram dan sejahtera.(Innovi)


Tuesday, March 20, 2012

Definisi Kerja dan belajar menurut mami...


Bekerja,..mmmmh,..pasti setiap orang punya definisi yang berlainan tentang bekerja. Dalam bekerjapun lain lain yang dirasakan oleh pekerja2 tsb,.. ada yang enjoy, ada yang ngeluh mulu, ada yang cuek dan lain2,...tapi,…mami belum pernah ketemu seseorang yang menderita karena terlalu banyak bekerja. tapi lebih banyak ketemu sama orang menderita karena terlalu banyak ambisi tetapi tak cukup berusaha,..jadi ujung ujungnya mentok, jalan ditempat, and Bete sama yang maju..
mami sudah  mempelajari kehidupan banyak orang termasuk pengalaman pribadi,..yaitu bila ingin mencapai puncak keberhasilan caranya dengan melakukan pekerjaan yang ada di hadapan kita dengan segenap tenaga, semangat , kerja keras dan yang Paling Utama menurut mami adalah Ikhlas dan Bersyukur…Dengan hati Ikhlas dan Bersyukur, semua yang kita lakukan akan terasa ringan dan mudah,..nah kata mbahkiu, setelah Ikhlas pasti rejeki menyusul,..kata mbah mami lagi, rejeki tergantung dari bersih tidaknya hati kita,..kalau didalam bekerja hati kita masih ada iri,dengki dan tak ikhlas,…mmmmh,..jangan harap Allah Kasih rejeki dan kemudahan,..
tapi akhir akhir ini mami kurang bersyukur,mudah kecewa dan banyak ngeluh,..untuk itu mami tulis ulang nih tulisan mami ini yang sebetulnya sudah adadi blog mami yang dahulu..

O iya, satu lagi,..mami selalu menganggap BEKERJA = SEKOLAH, Sekolah yang dibayar,..hehehe,..berhubung dulu keluarga mami orang yang tidak mampu, jadi sekolah mami Cuma sampai S3 saja,..hehehe,..alias SD,..SMP,..SMA,..yaah,..baru tahun 2011 kemarin mami bisa kuliah,.. setua ini mami sekolah lagi...alhasil mami mahasiswa tertua di kelas,..hiks malu,..tapi tetap semangat..! walau bayarannya telat melulu... hehe
Karena ketidakmampuan mami dalam masalah biaya itu juga mami tidak bisa seperti teman teman mami dulu untuk mengikuti kursus-kursus,..
Keterampilan mami seperti, Bahasa Inggris, Bahasa jepang, Komputer, Akutansi, Elektro, Perpajakan, dll didapat secara otodidak dan dari pengalaman mami bekerja,..istilahnye,..learning by doing getuuu,..tapi akhirnya sesudah mami dapat gaji dan sedikit mampu secara financial, mami ikut kursus juga,..tapi cuma untuk dapat legalitas dari keterampilan mami itu aja,..maklum Indonesia kita tercinta ini, kalau mau lamar kerja pasti selalu dilihat dari age, gender and Legally Letter,..ga peduli keahliannya cuma in the score of the paper work,..hehehe,..kesiiiiiaaanlah mami ini,…   
  
Setelah semua mami lalui dalam hidup ini,..kalau hidup susah, sudah dari lahir mami jadi orang susah,.(tanpa mengurangi rasa bersyukurkiu pada Allah YME,..gara2 mami susah dari lahir, mami jadi sekuat sekarang,.hehehe)..seperti yang mami tuliskan sebelumnya,..Hidup senang sampai di posisi langit ke tujuh, sudah pernah juga,..rasanya  sudah semua mami alami.,istilah kate kalau buah jambu, mami ini "tua pu'un," ga  tua kejemur,..hehehe,..
makna yang mami tangkap adalah tidak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan
mami menilai diri kita dengan mengukur dari apa yang mami rasa mampu untuk kerjakan, orang lain mengukur mami dengan mengukur dari apa yang telah mami lakukan dan miliki,…kadang sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali nampak mustahil, mami baru yakin kalau mami bisa dan mampu setelah mami telah melakukannya dengan baik walau hasilnya tidak terlalu baik hehe...
mami pelajari,.Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak,..tapi kalau mami ditambah harus dikerjakan dengan hati ikhlas dan bersyukur,..  
contohnya,.saat ini mami sering sekali disuruh Perusahaan atau siapapun untuk mencari barang ini itu,..dari barang kecil sampai milyaran rupiah,..mami sangat senang terlepas dari jadi atau tidaknya mereka membeli barang yang mami carikan,..karena dengan mencari barang tersebut,mami jadi tahu karakter barang,suppliernya,harga,kegunaan dll,..hal tersebut merupakan ilmu yang luar biasa untuk mami,..mami kira ilmu tersebut tidak akan di dapat dari bangku kuliahan sekalipun.. 
belajar belajar belajar...! belajar bukan hanya di bangku formal,..tapi belajarlah dari sekelilingmu,karena sekeliling kita adalah ilmu dunia yang akan kita pakai dalam kehidupan kita hari ini,besok dan dikemudian hari...itu yang mami tanamkan ke anak anak mami.. 

Mbah mami selalu menanamkan, kalau kerja atau melakukan sesuatu jangan setengah setengah,..tidak full dan tidak fokuss,..kata Mbahku...capenya dapet,waktu terbuang tapi hasil tidak maksimal,..kan useless banget.
 
Menurut mami,..ada dua macam manusia di dunia ini : mereka yang mencari alasan dan mereka yang mencari keberhasilan. Orang yang mencari alasan selalu mencari alasan mengapa pekerjaannya tidak selesai, dan orang yang mencari keberhasilan selalu mencari cara bagaimana pekerjaannya dapat terselesaikan

Selalu mami utarakan pada semua,..mami ini tidak pintar, juga ga bodo bodo amat,..avarage lah,..hehehe,..tapi mami selalu ingin bisa dan ingin tau akan pengetahuan/ilmu apapun yang akan diturunkan pada mami,..bayangkan,..dengan bekerja ilmunya dapat,..,digaji pula,..mami selalu excited dengan hal hal baru yg akan menambah ilmu mami walaupun tugasnya yang belum pernah mami lakukan sebelumnya,..mami pantang bilang 'tidak bisa"...mami selalu sampaikan "saya coba ya..?"...bagaimana kita bisa 'BISA" kalau kita tidak mencoba...


Menurut mami,.Kecemerlangan adalah apa yang Dikerjakan berulang kali dengan dinikmati dan dengan ikhlas. serta bersyukur,.. Dengan demikian, (menurut mami lagi,..maaaf kalau salah ya...?) Kecemerlangan bukan IQ tetapi kebiasaan, kerja keras disertai dengan ESQ,..begetooo,.maaaf kalau sok teeeu...ini hanya pendapat mami ajeeuu..hehehe...

Thursday, March 8, 2012

Pemimpin ; bukan "one man show leadership". .


Pemimpin ; bukan "one man show leadership". .
TEAM WORK
Sang Legenda juara dunia mobil Formula Satu asal Jerman Michael Schumacher dulu mendapatkan prestasi yang luar biasa dengan meraih Juara Dunia 6 kali tidaklah lepas dari tangan dingin direktur teknik Ferrari Ross Brawn dan si Boss Jean Todd. Ketika Tahun 1996 keluar dari Benetton dan bergabung di Ferrari; Schumacher mempunyai satu syarat dengan memboyong Ross Brawn bersama-sama masuk kedalam timnya. Schumacher begitu yakin dia tidak bisa bekerja sendirian, dia perlu pendukung dalam kesuksesan karirnya. Demikian juga semua elemen yang paling kecil sekalipun dalam Ferrari Team memberikan andil dalam World Championships yang sepertinya cuma milik Schumacher saat itu. Kita melihat disini bahwa prestasi didapat dari sebuah kelompok kerja (team work).
KEPEMIMPINAN 
Masalah kepemimpinan merupakan topik yang sangat menarik untuk terus dibicarakan,didiskusikan dan dikaji sepanjang abad ini. Hal ini tidak aneh karena sejak adanya manusia dimuka bumi ini sejak zaman Nabi Adam hingga sekarang manusia selalu bersentuhan dengan yang namanya kepemimpinan. Kenapa? Karena manusia, sebagai makhluk sosial, selalu hidup berkelompok, saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama yang akan dicapai. Tujuan antara manusia satu dan lainnya tentu saja berbeda,tetapi ada satu atau beberapa tujuan bersama yang menyatukan kelompok manusia tersebut sehingga mereka bersatu dan bersama-sama bekerja untuk mencapai tujuan bersama tersebut. Terus, dimana dong urgensinya mengenai kepemimpinan? Nah, untuk mencapai tujuan bersama tersebut diperlukan seorang pemimpin yang bisa memimpin,mengkoordinir dan memandu kelompok manusia tersebut agar bekerja lebih efektif dan efisien.

Disisi lain kenapa ada pemimpin yang gagal dan buruk hasilnya dalam memimpin kelompoknya, sebagai contoh adalah Gamal Abdul Nasser presiden Mesir yang membawa Negara Mesir ke kancah perpecahan diantara rakyatnya dan menjadikan ekonomi Mesir makin parah

Gaya memimpin dan perilaku pemimpin merupakan dua hal yang sangat menentukan keberhasilan dalam kelompoknya. Menurut teori ciri kepemimpinan, ciri kepribadian, sosial, fisik dan intelektual yang menentukan keberhasilan seorang pemimpin. Berdasarkan riset yang telah dilakukan paraahli, terdapat 6 (enam) ciri pemimpin yang menentukan keberhasilan dalam memimpin,yaitu adanya ambisi dan energi, hasrat untuk memimpin, kejujuran dan integritas, percayadiri, kecerdasan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan.
.Ada satu hal lagi yang menurut penulis sangat menentukan keberhasilan seorang pemimpin, yaitu karisma. Karisma adalah suatu pesona seorang pemimpin dimata konstituennya yang menjadikan mereka mau dan dengan senang hati dipimpin oleh pemimpin tersebut.
TEAM-WORK LEADERSHIP
Zaman sekarang dimanapun sepertinya sudah ga berlaku lagi sebuah kepemimpinan dengan model Dictatorship,..Haiiizzz…Basi banget,,,Semua orang dimana-mana sepertinya sudah pintar-pintar tidak mau dipimpin dengan model kekuasaan yang absolute. Sistem Demokrasi menjadi primadona di dunia masa sekarang.
Gaya "one man show leadership" udah jadul dan cenderung “ngejengkelin”; kita Bangsa Indonesia udah kenyang akan hal ini walaupun dulu di pelajaran PPKN kita disebutnya "demokrasi terpimpin" tetapi ini hanya sebuah istilah saja, yang sebenarnya demokrasi Terpimpin itu adalah kita dipimpin oleh seorang "raja" yang mempunyai kekuasaan yang absolute. Hasilnya memang tidak selalu jelek, tetapi jika terlalu lama pasti akan timbul ekses-ekses yang buruk diantaranya korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan berbagai akibat lain.
Pemimpin yang kita butuhkan adalah sebuah Team Pemimpin ; bukan "one man show leadership". .
WARNA KEPEMIPINAN
Kriteria yang bagaimana yang harus dimiliki pemimpin? Berpenampilan berwibawa?, haruskan dia pandai? Haruskan dia pintar dalam berbahasa? Yang perlu digaris bawahi adalah Keberhasilah pemimpin juga karena andil dari orang-orang dibelakangnya.
Menurut Yusa Aziz, Coach dan CEO iCOACH, dibutuhkan kepemimpinan yang kuat untuk membangun tim hebat dan memberikan hasil kerja maksimal. Pemimpin yang kuat harus menunjukkan kemampuan memberikan arahan (direction), pengambil keputusan (decide) dan pendelegasian (delegate).
Artinya pemimpin harus tegas memberikan arahan kepada timnya, dan tidak menyerahkan bagaimana baiknya kepada tim. Pengambilan keputusan yang cermat dan tegas juga ada di tangan pemimpin, dan selanjutnya memberikan kewenangan kepada tim untuk menjalankan.
“Kesalahan terbesar dalam kepemimpinan adalah vakum, menunda, tidak mendelagasikan, dan tidak ada arah.
untuk mendapatkan hasil yang sesuai target, rencana kerja yang jelas, dan menumbuhkan kecintaan serta tanggungjawab tinggi dari tim kerja, dibutuhkan karakter pemimpin yang kuat..
Untuk memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, pemimpin tim perlu memahami karakter tim kerja lebih dahulu, yakni:
* Tim perlu diarahkan oleh pemimpinnya.
* Tim membutuhkan hirarki.
* Tim membutuhkan struktur yang jelas.
* Tim membutuhkan kejelasan dalam menjalankan rencana kerja.
* Tim membutuhkan ruang untuk bertumbuh.
* Tim membutuhkan penghargaan (reward) atas prestasinya.
Sebagai pemimpin juga tidak boleh pelit mengakui dan memberikan penghargaan atas kinerja tim yang memberi hasil maksimal. Loyalitas dan dedikasi dari tim akan menjadi ganjaran atas kemampuannya memimpin.
Sebuah kelompok pasti memerlukan seorang Pemimpin. Contoh nya adalah Perusahaan..Perusahaan adalah sebuah team yang terdiri dari berbagai elemen, ada Direksi, wakil Direksi, para Manager, kepala cabang, kepala divisi, karyawan administrasi, keuangan, marketing, engineering, team-team penasehat, sampai Office Boy/Girl. Elemen-elemen itulah yang menentukan keberhasilan sebuah team-work leadership.
Perlukah seorang pemimpin yang multi-talents? Hal tersebut tentu tidak dilarang tapi yang terlebih penting adalah kebijaksanaan yang dimiliki pemimpin itu. Kemampuan untuk bisa memberdayakan potensi masing-masing anggota team-work, dan keharmonisan dalam bekerja-sama.
Seorang pemimpin yang dominan, lama-kelamaan akan mengarah ke dictactorship; Kita sudah melihat contoh-contoh nya, bukan?!. Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diproduksi oleh sebuah organisasi terkecilpun tidak boleh ditentukan oleh "satu orang saja", melainkan harus melalui kesepakatan sebuah dewan yang ada  (consensus building).
TEAM KEPEMIMPINAN YANG BERWIBAWA
Kita semua tentu menginginkan seorang pemimpin yang "presents him/herself presidentially" atau figur yang benar-benar menjadi icon bagi kita yang membuat kita bangga dan hormat terhadapnya. Tetapi terlebih penting adalah hasil kerja dari "team-work leadership" itu.
pemimpinan harus membuktikan bahwa mereka adalah orang yang berdedikasi/ komit terhadap kemajuan perusahaan. Kepemimpinan yang efektif memerlukan pembinaan kesepakatan umum (consensus building) dan penggalangan dukungan seluas mungkin terhadap kebijakannya. Inilah kehebatan hasil kerja team-work. Gaya-gaya "oneman show leadership" atau "pemimpin yang berjalan semau sendiri" bertentangan dengan prinsip bekerja dalam kelompok (team work), prinsip pembagian kerja dan pendelegasian wewenang, adalah mutlak diperlukan dalam meraih kemajuan sebuah Perusahaan.
Berikut adalah 8 atribut yang membedakan seorang pemimpin berhasil karena kualitas dari pemimpin yang berhasil menempati posisi puncak karena keberuntungan (kebetulan).
Kepemimpinan Artinya Mampu Memimpin Diri Sendiri
sebagai orang yang menggerakkan roda bisnis perusahaan. Sangat penting bagi seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk memimpin dirinya sendiri agar bias fokus dan memotivasi dirinya sama ketika ia memotivasi orang lain.
Jangan Menjadi Diktator
Amat penting untuk tidak melihat perusahaan yang dipimpin sebagai sebuah kerajaan kecil. Ketika roda perusahaan sudah bergulir dengan baik, ini berarti perusahaan tersebut sudah memiliki tenaga-tenaga yang berbakat. Karenanya, jangan sampai seperti membangun sebuah kerajaan kecil dalam perusahaan. Sebagai pemimpin, sebaiknya memandu karyawan , namun jangan mengimplementasikan parameter lebih dari yang diperlukan. Penting untuk bisa memandu bawahan dan untuk menciptakan atmosfer agar karyawan bisa percaya kepada pimpinannya.
Terbuka untuk Mencoba Hal Baru
Salah satu ranjau potensial yang bisa melemahkan sebuah perusahaan yang sedang berkembang adalah rutinitas dan stagnasi. Memang sulit untuk mau mulai menjajaki hal baru dan mencoba untuk mengubah apa yang sudah ada ketika segalanya sudah berjalan damai Padahal, kepemimpinan yang bijaksana harusnya bisa dan mau melakukan perubahan yang disesuaikan dengan zaman demi perbaikan dan perkembangannya sendiri..Sangat sulit bila kita sudah enggan beranjak dari ‘Zona Nyaman”yang turun temurun dari dahulu kala dijalani.
Bhineka Tunggal Ika
Menurut situs MSN, saat ini karyawan dari perusahaan-perusahaan sudah sangat beragam. Tak sedikit pula perusahaan yang sukses dimotori oleh karyawan-karyawan yang latar belakangnya beragam. Pemimpin yang bijaksana akan berusaha untuk memenuhi hal ini semampunya. Kompetisi, yakni sebuah dorongan konstan untuk menyelesaikan tugas lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah merupakan sebuah mandat yang kita coba pelajari dan laksanakan secara efektif dengan adanya perbedaan di kantor. Sebuah perusahaan yang berusaha menggabungkan dan mengapresiasi perbedaan ke dalam kultur perusahaannya akan membuat dirinya lebih kuat dan memiliki daya bertahan yang lebih baik.
Bangun Komitmen yang Baik
Bangun dan buktikan bahwa pemimpin memiliki komitmen. Rancang rencana yang masuk akan dan meyakinkan untuk mencapai tujuan akhir seorang pemimpin.
Apa yang dikatakan dan diperintahkan seorang Pemimpin akan diperhatikan oleh anak buahnya,..bagaimana jadinya jika seorang pemimpin tidak mempunyai komitmen, bicaranya mencla mencle,omongannya ga bisa dipegang dan banyak bohongnya, anak buahnya saja tidak percaya apalagi orang lain diluar perusahaan.
Selesaikan Pekerjaan
Kebanyakan pimpinan senang mengutarakan rencana mereka, tapi berapa banyak dari para pimpinan kita yang benar-benar bisa menyelesaikan apa yang mereka katakan? Pimpinan yang tak bisa menyelesaikan atau membuktikan perkataannya akan kehilangan kepercayaan dari anak buah dan relasinya. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas dan hal-hal yang dikatakan sangat krusial.
Apresiasi Tulus
Seorang pimpinan harus bisa bersikap tegas, sekaligus juga bisa mengayomi dan bijaksana. Jika ada anak buah yang mampu menyelesaikan target, sebagai seorang Pimpinan harus bisa menyampaikan apresiasi kepadanya. Pimpinan yang memiliki pandangan ke depan harus bisa dan mau memberikan pujian dengan imbalan setimpal yang benar-benar diwujudkan, seperti promosi, kenaikan gaji, bonus, dan lainnya, paling tidak, berupa pengakuan bahwa anak buah tersebut telah berhasil melaksanakan tugas dengan baik . Hal semacam ini akan memotivasi karyawan, tak hanya untuk membuat produktivitas mereka meningkat, tapi juga keinginan untuk setia kepada perusahaan lebih lama.
Kemauan untuk Terus Belajar
Tak sedikit eksekutif bisnis percaya bahwa kemampuan kepemimpinan datang dari sebuah pencerahan atau hadiah dari langit. Tentu, ide-ide bagus bisa datang kepada kita begitu saja, namun, untuk menjadi seorang pemimpin yang hebat, ia harus mau untuk terus belajar tidak hanya dari buku atau sekolah formal saja,tapi dari sekitar kita.